Sabtu, 19 September 2015

Fake Smile

“ Fake Smile “
            Namaku Fajar Pratama, teman teman biasa memanggil ku dengan nama Fajar. Aku lahir pada tanggal 22 September, dan sekarang usiaku menginjak 16 tahun. Aku anak pertama dari 2 bersaudara. Sekarang aku duduk di bangku kelas XI mipa 4 di salah satu SMA ternama di Kota Tasikmalaya.Di usia ku yang ke 16 tahun ini bukan tanpa melewati perjalanan yang sulit. Banyak kejadian yang telah aku arungi di deras nya arus kehidupan ku ini.
            Aku selalu belajar dari setiap kejadian yang hadir di dalam hidupku. Dalam setiap langkahku untuk maju, selalu terselip pelajaran penuh makna dari kejadian kejadian di masa laluku. Satu langkah aku belajar dari rasa sakit pengkhianatan, satu langkah aku teringat pada pedihnya luka di tinggalkan orang yang disayang, satu langkah aku teringat betapa susahnya orang tua yang sudah mendidik diriku hingga aku menginjak Remaja. Langkah demi langkah aku jalani dengan penuh rasa yakin dan percaya diri. Aku sekarang di sini telah melalui banyak cobaan dan perjalanan dari rasa sakit dan sejumlah ujian kesabaran dan keikhlasan dalam menerima setiap rasa sakit dan kepedihan dari rasa kehilangan kebahagiaan serta dorongan semangat yang di berikan oleh kedua orang tuaku. Bila aku menengok ke belakang, yang ada hanyalah ingatan akan kepedihan, kesakitan dan ketidak pastian. Terkadang hati kecilku pun berubah menjadi keras dan kepalaku pun membatu. Orang orang yang mengatakan ku sombong, angkuh, cuek. Padahal semua kelakuanku itu hanya untuk menjaga diri dan hatiku agar tidak lagi dengan mudahnya tersakiti. Aku sendiri pun hampir setiap hari bergulat dengan kehidupanku demi mendapatkan kebahagiaan, dan ataupun menciptakan kebahagiaan ku sendiri. Jika bukan aku sendiri yang menjaga hatiku ?? lantas siapa ?? akankah ada seseorang diluar sana yang peduli dengan hatiku ini ?? apa lagi dengan kebahagiaanku,,akankah ada yang peduli dengan kebahagiaan ku ?? ya,,jawabanya hanya terdapat pada diriku sendiri.
            Dengan semua rasa sakit  yang sudah aku peroleh dari sepanjang perjalanan hidupku ini, telah melatih aku menjadi seorang remaja yang tahan banting, angkuh dan keras. Sifat ini aku pertahankan,kenapa ? karena sifat ini yang sampai saat ini bisa membuat ku lebih tenang dan untuk menjaga kebahagiaan dalam hidupku ini. Namun hari demi hari aku sudah lewati, sekarang yang telah aku dapatkan hanyalah kehampaan dan rasa sakit. Meskipun aku nyaman dengan sifat ini tapi tak dapat di pungkiri lagi kalau emang dzat nya manusia itu sebagai makhluk social yang membutuhkan orang lain dalam kehidupan nya. Aku rasa di hari hari yang telah aku lewati hanyalah sandiwara belaka, “fake smile” yang biasa anak anak zaman sekarang katakan mungkin tepat di berikan kepada ku, ya memang aku tersenyum, tertawa, terbahak bahak malah dan ya itu lah yang mereka lihat. Ya aku bahagia, tapi hanya di depan kalian saja saya bisa tertawa terbahak bahak walau sebenarnya hati ini menjerit. Kalian tidak tahu apa yang aku rasakan, kalian tahu apa yang kurasakan sebenarnya, “haha” hatiku tertawa dan menjawab pastinya tidak. Kalian hanya melihat siapa saya saja bukan apa yang aku rasakan saat ini,,iya kan ?? sampai saat ini memang aku masih bisa bertahan dalam kehidupan ku yang pahit ini. Semua tawaan, senyuman yang aku lontarkan kepada kalian semua ini hanyalah memupuk kepedihan dan rasa sakit di hati. Rasa sakit, kekecewaan dan kehampaan hidup yang aku sembunyikan lewat kebencian rasa dendam yang aku balut dengan senyum dan tawa penuh kepalsuan. Pertanyaan kembali muncul “ APA AKU BAHAGIA ??” jawaban nya masih tetap sama “TIDAK”.
            Ibaratnya, selama aku melangkah itu aku pernah kesandung, ketabrak, keserempet, jatuh, kepleset, kegusur, ketarik. Tapi tak ada seorang pun yang memperdulikanya. Orang lain hanya terus berlari di depan ku tanpa memperdulikan diriku. Tapi aku harus tetap kuat dan harus terus melangkah tanpa memperdulikan seberapa kali aku jatuh,, seberapa kali aku kepeleset dan seberapa kalipun aku kesandung . hidupku ini masih harus aku lalui. Ketika aku sudah melangkah lebih depan dari mereka aku tak lupa menengok ke belakang dan melihat seberapa banyak orang orang di belakang saya yang sebenarnya sudah terlebih dulu melangkah.
            Ini membuat aku semakin sombong dan angkuh. Bahkan aku hampir saja lupa kepada tuhan yang maha esa yaitu allah swt. Benarr kata orang orang yang mengatakan bahwa ikhlas memaafkan memang mudah untuk di ucapkan tapi,,sangat sulit untuk diterima oleh hati nurani. Sekarang aku harus belajar memaafkan dan menerima. Memaafkan orang orang yang aku sayangi yang telah melukaiku, dan menerima semua rasa sakit dan kepedihan itu sebagai ekstrakulikuler dalam hidupku ini untuk menjadikan hidupku ini menjadi manusia yang jauhh lebih baik. Memang aku mengakui bahwa selama ini aku hanyalah manusia yang jauh dari kata baik apalagi dari kata sempurna. Tapi meskipun begitu akupun sebagai manusia ingin menjadi manusia yang baik yang pintar tidak ceroboh berani tampil tidak pemalu ya intinya aku pun ingin menjadi seperti orang orang yang mungkin orang lain pikir sebagai manusia paling sempurna di dunia ini.
            Terkadang terbesit di benaku tanpa sadar, dengan membenci dan menyimpan dendam kepada orang lain, itu artinya kita telah menjadi seorang yang sama seperti orang orang yang kita benci, seperti mereka yang telah menyakiti kita. Dan ketika diriku menyadari hal tersebut, aku malah takut sendiri. Seakan aku menjelma menjadi seorang buto ijo yang paling di takuti sejagat. Ya rabb… ampuni aku .. ya allah yang maha pengasih juga maha penyayang dan maha penerima ampunan.. ampuni aku,, ampuni hambamu ini … aku memohon perlindunganmu.
            Saat aku bersujud di atas sejadah,,aku meminta sesuatu, yaitu “ Ya allah berikanlah aku kesuksesan di masa depan dengan tanpa orang orang aku membenciku dan tanpa orang orang yang aku benci,, cerahkanlah masa depan semua orang orang yang membenciku,, biarlah mereka sendiri yang melihat aku sukses nanti dan tanpa mereka sadari aku telah melangkah jauh lebih depan dari mereka”. Saat aku merendah penuh permohonan dan ampunan itu, justru saat itulah aku sangat merasa tenang dan pasrah. Aku merasa merasa lemah tapi kuat,, takut tapi aman. Aku rasa tak perlu lagi ada rasa kekhawatiran di dalam hidupku ini. Benar kata orang “ saat allah member kita cobaan, dia tidak semata mata menguji kita tanpa jalan keluar dan allah tidak akan memberikan cobaan jika kita tidak bisa melewatinya.

            Hari berganti minggu, yang aku rasakan di dalam hidupku adalah sebuah kemajuan. Kehidupan yang lebih baik yang aku jalani saat ini tanpa melupakan masa laluku yang ya bisa di sebut suram itu, justru dari sanalah aku belajar banyak bahkan aku menemukan kata kata yang pas untuk diriku “kehidupan tanpa masa lalu yang pedih tidak bisa mendidik kita menjadi seseorang yang akan merasakan kesuksesan dengan sangat manis” . memang banyak sekarang yang sukses meneruskan orang tua, tapi percayalah jika kalia semua sukses di masa depan,,akan lebih manis rasanya ketika kalian sukses atas kerja keras kalian sendiri yang memulainya dari nol.