“
Fake Smile “
Namaku Fajar Pratama, teman teman
biasa memanggil ku dengan nama Fajar. Aku lahir pada tanggal 22 September, dan
sekarang usiaku menginjak 16 tahun. Aku anak pertama dari 2 bersaudara. Sekarang
aku duduk di bangku kelas XI mipa 4 di salah satu SMA ternama di Kota Tasikmalaya.Di usia ku
yang ke 16 tahun ini bukan tanpa melewati perjalanan yang sulit. Banyak
kejadian yang telah aku arungi di deras nya arus kehidupan ku ini.
Aku selalu belajar dari setiap kejadian yang hadir di
dalam hidupku. Dalam setiap langkahku untuk maju, selalu terselip pelajaran
penuh makna dari kejadian kejadian di masa laluku. Satu langkah aku belajar
dari rasa sakit pengkhianatan, satu langkah aku teringat pada pedihnya luka di
tinggalkan orang yang disayang, satu langkah aku teringat betapa susahnya orang
tua yang sudah mendidik diriku hingga aku menginjak Remaja. Langkah demi
langkah aku jalani dengan penuh rasa yakin dan percaya diri. Aku sekarang di
sini telah melalui banyak cobaan dan perjalanan dari rasa sakit dan sejumlah
ujian kesabaran dan keikhlasan dalam menerima setiap rasa sakit dan kepedihan
dari rasa kehilangan kebahagiaan serta dorongan semangat yang di berikan oleh
kedua orang tuaku. Bila aku menengok ke belakang, yang ada hanyalah ingatan
akan kepedihan, kesakitan dan ketidak pastian. Terkadang hati kecilku pun
berubah menjadi keras dan kepalaku pun membatu. Orang orang yang mengatakan ku
sombong, angkuh, cuek. Padahal semua kelakuanku itu hanya untuk menjaga diri
dan hatiku agar tidak lagi dengan mudahnya tersakiti. Aku sendiri pun hampir
setiap hari bergulat dengan kehidupanku demi mendapatkan kebahagiaan, dan
ataupun menciptakan kebahagiaan ku sendiri. Jika bukan aku sendiri yang menjaga
hatiku ?? lantas siapa ?? akankah ada seseorang diluar sana yang peduli dengan
hatiku ini ?? apa lagi dengan kebahagiaanku,,akankah ada yang peduli dengan
kebahagiaan ku ?? ya,,jawabanya hanya terdapat pada diriku sendiri.
Dengan semua rasa sakit
yang sudah aku peroleh dari sepanjang perjalanan hidupku ini, telah
melatih aku menjadi seorang remaja yang tahan banting, angkuh dan keras. Sifat
ini aku pertahankan,kenapa ? karena sifat ini yang sampai saat ini bisa membuat
ku lebih tenang dan untuk menjaga kebahagiaan dalam hidupku ini. Namun hari
demi hari aku sudah lewati, sekarang yang telah aku dapatkan hanyalah kehampaan
dan rasa sakit. Meskipun aku nyaman dengan sifat ini tapi tak dapat di pungkiri
lagi kalau emang dzat nya manusia itu sebagai makhluk social yang membutuhkan
orang lain dalam kehidupan nya. Aku rasa di hari hari yang telah aku lewati
hanyalah sandiwara belaka, “fake smile” yang biasa anak anak zaman sekarang
katakan mungkin tepat di berikan kepada ku, ya memang aku tersenyum, tertawa,
terbahak bahak malah dan ya itu lah yang mereka lihat. Ya aku bahagia, tapi hanya
di depan kalian saja saya bisa tertawa terbahak bahak walau sebenarnya hati ini
menjerit. Kalian tidak tahu apa yang aku rasakan, kalian tahu apa yang
kurasakan sebenarnya, “haha” hatiku tertawa dan menjawab pastinya tidak. Kalian
hanya melihat siapa saya saja bukan apa yang aku rasakan saat ini,,iya kan ??
sampai saat ini memang aku masih bisa bertahan dalam kehidupan ku yang pahit
ini. Semua tawaan, senyuman yang aku lontarkan kepada kalian semua ini hanyalah
memupuk kepedihan dan rasa sakit di hati. Rasa sakit, kekecewaan dan kehampaan
hidup yang aku sembunyikan lewat kebencian rasa dendam yang aku balut dengan
senyum dan tawa penuh kepalsuan. Pertanyaan kembali muncul “ APA AKU BAHAGIA ??” jawaban nya
masih tetap sama “TIDAK”.
Ibaratnya, selama aku melangkah itu aku pernah kesandung,
ketabrak, keserempet, jatuh, kepleset, kegusur, ketarik. Tapi tak ada seorang
pun yang memperdulikanya. Orang lain hanya terus berlari di depan ku tanpa
memperdulikan diriku. Tapi aku harus tetap kuat dan harus terus melangkah tanpa
memperdulikan seberapa kali aku jatuh,, seberapa kali aku kepeleset dan
seberapa kalipun aku kesandung . hidupku ini masih harus aku lalui. Ketika aku
sudah melangkah lebih depan dari mereka aku tak lupa menengok ke belakang dan
melihat seberapa banyak orang orang di belakang saya yang sebenarnya sudah
terlebih dulu melangkah.
Ini membuat aku semakin sombong dan angkuh. Bahkan aku
hampir saja lupa kepada tuhan yang maha esa yaitu allah swt. Benarr kata orang
orang yang mengatakan bahwa ikhlas memaafkan memang mudah untuk di ucapkan
tapi,,sangat sulit untuk diterima oleh hati nurani. Sekarang aku harus belajar
memaafkan dan menerima. Memaafkan orang orang yang aku sayangi yang telah
melukaiku, dan menerima semua rasa sakit dan kepedihan itu sebagai
ekstrakulikuler dalam hidupku ini untuk menjadikan hidupku ini menjadi manusia
yang jauhh lebih baik. Memang aku mengakui bahwa selama ini aku hanyalah
manusia yang jauh dari kata baik apalagi dari kata sempurna. Tapi meskipun
begitu akupun sebagai manusia ingin menjadi manusia yang baik yang pintar tidak
ceroboh berani tampil tidak pemalu ya intinya aku pun ingin menjadi seperti
orang orang yang mungkin orang lain pikir sebagai manusia paling sempurna di
dunia ini.
Terkadang terbesit di benaku tanpa sadar, dengan membenci
dan menyimpan dendam kepada orang lain, itu artinya kita telah menjadi seorang
yang sama seperti orang orang yang kita benci, seperti mereka yang telah
menyakiti kita. Dan ketika diriku menyadari hal tersebut, aku malah takut
sendiri. Seakan aku menjelma menjadi seorang buto ijo yang paling di takuti
sejagat. Ya rabb… ampuni aku .. ya allah yang maha pengasih juga maha penyayang
dan maha penerima ampunan.. ampuni aku,, ampuni hambamu ini … aku memohon
perlindunganmu.
Saat aku bersujud di atas sejadah,,aku meminta sesuatu,
yaitu “ Ya allah berikanlah aku kesuksesan di masa depan dengan tanpa orang
orang aku membenciku dan tanpa orang orang yang aku benci,, cerahkanlah masa
depan semua orang orang yang membenciku,, biarlah mereka sendiri yang melihat
aku sukses nanti dan tanpa mereka sadari aku telah melangkah jauh lebih depan
dari mereka”. Saat aku merendah penuh permohonan dan ampunan itu, justru saat
itulah aku sangat merasa tenang dan pasrah. Aku merasa merasa lemah tapi kuat,,
takut tapi aman. Aku rasa tak perlu lagi ada rasa kekhawatiran di dalam hidupku
ini. Benar kata orang “ saat allah member kita cobaan, dia tidak semata mata
menguji kita tanpa jalan keluar dan allah tidak akan memberikan cobaan jika
kita tidak bisa melewatinya.
Hari berganti minggu, yang aku rasakan di dalam hidupku
adalah sebuah kemajuan. Kehidupan yang lebih baik yang aku jalani saat ini
tanpa melupakan masa laluku yang ya bisa di sebut suram itu, justru dari
sanalah aku belajar banyak bahkan aku menemukan kata kata yang pas untuk diriku
“kehidupan tanpa masa lalu yang pedih tidak bisa mendidik kita menjadi
seseorang yang akan merasakan kesuksesan dengan sangat manis” . memang banyak
sekarang yang sukses meneruskan orang tua, tapi percayalah jika kalia semua
sukses di masa depan,,akan lebih manis rasanya ketika kalian sukses atas kerja
keras kalian sendiri yang memulainya dari nol.